Hariandetik.online, | NTT,
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengabmas) oleh dosen dan mahasiswa Poltekkes kemenkes Kupang yang bertujuan meningkatkan kemampuan kader kesehatan dalam mendampingi ibu hamil, memastikan perencanaan persalinan yang aman, serta pencegahan komplikasi.
Dengan pendampingan yang lebih efektif, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. Hal ini disampaikan, Serlyansie V. Boimau, SST., M. Pd, selaku Koordinator Kegiatan Pengabmas, kepada media melalui rilisnya, pada Jumat 17/1/25.
Sebagai Koordinator kegiatan Pengabmas dosen dan mahasiswa, dirinya menyadari bagaimana pentingnya peran kader kesehatan dalam mendukung Program P4K.
Kader kesehatan merupakan ujung tombak dalam memberikan informasi dan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya perencanaan persalinan yang aman dan pencegahan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.
“Pendampingan kader sudah dillakukan sejak 19 Juli 2024 lalu, di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang, Kabupaten Kupang, dengan memberikan pemahaman mengenai tanda bahaya kehamilan dan persalinan, serta pentingnya pemeriksaan antenatal secara rutin”. Ucap Serlyansie.
Dalam pendampingan tersebut, tambah Serlyansie, Kader membantu ibu hamil dalam merencanakan tempat persalinan yang aman dan memadai serta mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan saat persalinan.
Selain itu, kader turut memantau kesehatan ibu hamil untuk mendeteksi dini potensi komplikasi, seperti hipertensi atau diabetes gestasional.
“Melalui kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan kader, kami memberikan pelatihan yang lebih intensif kepada kader di Desa Penfui Timur untuk memperkuat kapasitas kader dalam memberikan pendampingan yang berkualitas, sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi”. Ungkapnya.
“Dengan adanya pendampingan yang konsisten dan penyuluhan yang baik, kami berharap Program P4K dapat terlaksana dengan efektif dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak di desa tersebut”. Tutup Serlyansie.
Sementara itu, Adriana M. S. Boimau, SST., M. Kes, Praktisi kesehatan ibu dan anak, menambahkan memahami betul keberhasilan Program P4K sangat bergantung pada peran aktif kader kesehatan di tingkat komunitas.
Dirinya menjelaskan, bahwa kader kesehatan berfungsi sebagai garda terdepan dalam memberikan edukasi kepada ibu hamil terkait pentingnya perencanaan persalinan yang aman dan pencegahan komplikasi.
Pendampingan yang dilakukan kader dimulai dengan memberikan informasi yang jelas kepada ibu hamil mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan.
“Kader membantu ibu untuk merencanakan persalinan di fasilitas kesehatan yang memiliki tenaga medis dan peralatan yang memadai untuk menangani kemungkinan komplikasi. Kader juga mendorong ibu hamil untuk mempersiapkan segala kebutuhan persalinan, seperti tabungan untuk biaya persalinan, serta memilih pendamping persalinan yang terlatih”. Jelas Adriana.
Selain itu dirinya menambahkan, kader memiliki peran dalam memonitor kesehatan ibu hamil secara rutin, termasuk mengukur tekanan darah dan mendeteksi dini risiko komplikasi seperti hipertensi atau diabetes gestasional.
Kader juga berfungsi sebagai penghubung antara keluarga dengan tenaga medis, memastikan ibu mendapatkan pemeriksaan antenatal secara teratur.
“Dengan adanya pelatihan yang lebih intensif untuk kader, diharapkan mereka akan semakin mampu mendukung keluarga dalam merencanakan persalinan yang aman, serta mengurangi angka komplikasi dan kematian ibu dan bayi. Pendampingan ini sangat penting dalam mewujudkan kehamilan dan persalinan yang sehat”. Tutupnya.
Hal senada juga turut disampaikan, Dr. Agustina A. Seran, S.Si.T., MPH, selaku Praktisi kebidanan komunitas. Dirinya menyatakan melihat pendampingan kader dalam implementasi Program P4K di Desa Penfui Timur sangat krusial untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Menurutnya, Kader kesehatan berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya perencanaan persalinan yang matang, termasuk memilih tempat persalinan yang aman, mempersiapkan kebutuhan medis, serta mengatur jadwal pemeriksaan antenatal yang rutin.
Pendampingan ini juga mencakup pemantauan kondisi kesehatan ibu hamil dan deteksi dini faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi, seperti hipertensi atau diabetes gestasional.
Kader membantu memastikan bahwa ibu hamil mendapatkan informasi yang tepat mengenai tanda bahaya kehamilan yang harus diwaspadai, serta mendorong mereka untuk segera mencari pertolongan medis jika diperlukan.
Selain itu, kader kesehatan juga memainkan peran penting dalam memotivasi keluarga untuk mendukung proses persalinan yang aman, baik di fasilitas kesehatan maupun rumah, serta pentingnya perawatan pasca persalinan yang baik.
“Dengan pelatihan dan pemberdayaan kader yang lebih intensif, diharapkan P4K dapat mencapai tujuannya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta mencegah komplikasi yang dapat membahayakan nyawa”. Ucap Dr. Agustina.
Dirinya juga berharap ke depan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, agar pendampingan yang dilakukan oleh kader kesehatan semakin efektif dalam memastikan setiap ibu hamil memiliki perencanaan persalinan yang aman dan dapat mencegah komplikasi kehamilan.
Pelatihan dan pemberdayaan kader dapat memperkuat kapasitas mereka dalam memberikan informasi yang akurat dan dukungan yang dibutuhkan oleh ibu hamil, serta angka kematian ibu dan bayi di dapat berkurang, kualitas kesehatan ibu dan anak meningkat, dan masyarakat lebih sadar akan pentingnya persalinan yang aman dan pemeriksaan kesehatan yang rutin.
“kami mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung penuh Program P4K dengan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh kader kesehatan. Melalui pendampingan yang diberikan, kami berharap setiap ibu hamil dapat merencanakan persalinan yang aman dan mencegah komplikasi yang membahayakan kesehatan ibu dan bayi”. Tutupnya.
Mari bersama-sama menjaga kesehatan ibu hamil, memastikan pemeriksaan rutin, dan mendukung kelancaran persalinan dengan memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia. Dengan kerja sama yang baik, kita dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kesejahteraan keluarga. (MN)