Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Jadi Pentahbis Uskup Agung Kupang - HARIAN DETIK

Jumat, 10 Mei 2024

Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Jadi Pentahbis Uskup Agung Kupang

Hariandetik.Online-NTT, 
Pentahbisan Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni tentunya bukan hanya menjadi sukacita umat Keuskupan Agung Kupang dan keluarga dari Mgr. Hieronimus Pakaenoni tetapi menjadi sukacita seluruh masyarakat NTT dari berbagai latar belakang etnis, suku, budaya dan agama sebagai daerah Nusa Terindah Toleransi.
Dalam perayaan Misa Pentahbisan tersebut bertindak sebagai Uskup Pentahbis yakni Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Yang Mulia Mgr. Piero Pioppo dan sebagai Uskup Pendamping yaitu Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang dan Uskup Atambua Mgr. Dominikus Saku.
Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake, dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi dan selamat kepada Uskup Agung Kupang Mrg. Hironimus Pakaenoni, saat menghadiri Perayaan Misa Pentahbisan Uskup Agung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni, berlokasi di Gereja Katedral Kristus Raja Kota Kupang, Kamis 9/5/24.
"Atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, saya mengucapkan profisiat dan selamat menjalankan tugas penggembalaan sebagai Uskup Agung Kupang kepada Yang Mulia Mgr. Hironimus Pakaenoni," kata Pj. Gubernur.
Penjabat Gubernur juga mengungkapkan Masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTT merasa terhormat dan berbangga karena Bapa Suci Paus Fransiskus telah memutuskan untuk memilih dan mengangkat salah satu putera terbaik daerah ini untuk menjadi Uskup Agung dan bergabung dalam kolegium atau persekutuan para Uskup.
"Yang Mulia Mgr. Hironimus Pakaenoni telah menetapkan motto Pasce Oves Meas (Gembalakanlah domba-dombaKu). Mengutip pesan Paus Gregorius Agung, gembala yang baik harus memiliki kedalaman rohani agar mampu menampung kesusahan orang lain dalam hatinya, sehingga menjadi miliknya (Per pietatis viscera in se infirmitatem caeterorum transferat). Dengan keutamaan rohani dan sosial yang telah dimiliki selama ini, Mgr. Hironimus Pakaenoni kiranya dapat menunjukan komitmen untuk menjadi pemimpin yang melayani, menuntun dan mengarahkan umat Katolik Keuskupan Agung Kupang pada jalan keselamatan dan kesejahteraan," jelas Pj. Gubernur.
Sebagai mitra yang berjalan bersama dalam semangat sinodalitas dan kolaboratif, tentu Mgr. Hironimus dapat menjadi gembala yang mempersatukan serta memperkokoh semangat persaudaraan dan kerukunan melalui dialog partisipatif yang menghidupkan dan memberdayakan dengan para pemuka agama dan pemangku kepentingan lainnya untuk kemajuan daerah ini.
"Saya juga mengucapkan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala jejak pelayanan dan pengabdian yang telah ditorehkan Yang Mulia Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang selama menjadi Uskup Agung Kupang sejak tahu 1997. Kita patut mengapresiasi karena beliau dengan motto Pertransiit Benefaciendo atau Berkeliling Sambil Berbuat Baik, selalu tekun melayani dan setia mengelilingi wilayah Keuskupan Agung Kupang," ujar Ayodhia.
Penjabat Gubernur juga menuturkan, Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang telah menanamkan banyak benih-benih kebaikan dan cinta kasih dalam perbuatan nyata untuk pemberdayaan ekonomi umat, membangun dialog dengan pemuka agama lain dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat serta mendukung berbagai program pemerintah yang bertujuan mensejahterakan masyarakat NTT.
"Monsinyur Petrus Turang menjadi bagian yang tak terpisahkan dan salah satu tokoh panutan masyarakat NTT. Karena itu, sudah sepantas dan sewajarnya, kami berharap agar kiranya Yang Mulia Mgr. Petrus Turang terus berada bersama kami di NTT. Kami masih tetap membutuhkan Pertransiit Benefaciendo melalui sumbangsih pemikiran dan karya pelayanan dari Yang Mulia untuk bersama-sama memajukan daerah ini," tambah Pj. Gubernur.
Sementara itu, Uskup Agung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan dari semua pihak atas pentahbisannya sebagau Uskup Agung Kupang.
"Puji syukur atas berkat Tuhan mempercayakan martabat mulia kepada saya sebagai gembala kawanan umatnya di wilayah Keuskupan Agung Kupang melalui penetapan Bapa Suci Paus Fransiskus serta Upacara Pentahbisan Episkopal Hari ini," kata Uskup Mgr. Hironimus Pakaenoni.
"Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pentahbisan saya sebagai uskup keuskupan agung kupang. Terima kasih kepada Yang Mulia Mgr. Piero Pioppo selaku uskup pentahbis, dan kepada Mgr. Petrus Turang Uskup yang telah bersedia membimbing dan membina serta mendampingi saya selama ini”, ungkapnya.
Uskup Mgr. Hironimus Pakaenoni juga mengutarakan tugas sebagai gembala adalah tentang cinta kasih.
Dalam tugas sebagai gembala bukanlah tentang kompetensi manusiawi melainkan tentang cinta kasih kita. Tugas penggembalaan untuk memimpin dan melayani bukanlah tugas individu saja melainkan tugas bersama antara satu dengan yang lain. Kita semua selalu berjalan bersama. Kita saling peduli dan melayani satu sama lain dalam kerja sama dengan kehendak baik bagi banyak orang. Pelayanan bukanlah pertunjukan diri sendiri yang spektakuler melainkan sebagai gembala biasa dalam komunitas beriman.
Pelayanan juga adalah sebuah misteri dimana kita menjadikan cinta kita yang sering terbatas dan sarat pamrih sebagai pintu gerbang bagi cinta Tuhan yang tidak terbatas tanpa syarat dan tanpa pamrih.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, dalam sambutannya turut memberikan apresiasi kepada Mgr. Hironimus Pakaenoi dan mengucapkan terima kasih kepada Mgr. Petrus Turang atas dedikasi dan pengabdian dalam karya penggembalaan selama ini.
"Selamat atas pentahbisannya kepada Mgr. Hironimus Pakaenoni sebagai Uskup Agung Kupang dan selamat bergabung dengan Konferensi Wali Gereja Indonesia," kata Mgr. Antonius.
"Terima kasih juga kepada Mgr. Petrus Turang atas penggembalaanya selama 27 tahun di Kesukupan Agung Kupang. Semoga dengan dinamika kegembalaan ini sungguh menampilkan Gereja Keuskupan Agung Kupang yang makin berjalan bersama semangat injil. Kasih kepada Tuhan adalah landasan bagi setiap orang utk menggembalakan domba-dombanya. Yang kita gembalakan adalah domba-domba yang dititipkan Tuhan pada kita. Maka gembala harus bijaksana menggembalakan domba-domba Tuhan maka janganlah bertindak semaunya dan jangan otoriter," titip pesan Mgr. Antonius.
Sementara itu, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang, mengungkapkan pentahbisan Uskup sebagai peristiwa menghidupkan kesaksian dan cinta kasih.
"Dengan merayakan pentahbisan Uskup Gereja kita khususnya di Keuskupan Agung Kupang adalah mendulang anugrah kasih Allah dalam diri Uskup tertahbis yang akan menggembalakan umat Katolik dalam membina serta membimbing persekutuan hidup iman yang hidup dan menghidupkan kesaksian dalam cinta kasih," kata Mgr. Petrus Turang.
Uskup sebagai gembala harus sadar bahwa dirinya adalah wounded shepherd (gembala terluka) yang memerlukan pemulihan dan penyembuhan bersama seluruh kawanan yang dipercayakan kepadanya. Oleh karena itu si gembala hendaknya bersikap rendah hati dan murah hati biarpun tegas agar kehadiran uskup sejatinya memekarkan kemerdekaan anak-anaka Allah untuk bersaksi tentang belas kasih Allah yang menyambut dan merangkul semua orang dengan segenap hati seperti kristus menghantar semua umatnya kepada Tuhan.
Turut hadir dalam Misa Pentahbisan tersebut diantaranya para Kardinal, para Uskup se-Indonesia dan Timor Leste, para Imam dan Biarawan/Biarawati, jajaran Forkopimda, para Bupati/Pj. Bupati se-NTT, Pj. Walikota Kupang, serta para umat dan tamu undangan. Hadir pula Dubes RI untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik beserta isteri dan rombongan, Anggota DPR/DPD RI asal NTT, Ketua DPRD NTT, pejabat Sipil, TNI/Polri, serta Tokoh masyarakat NTT. (Marcho)
Comments


EmoticonEmoticon

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done