Hariandetik.online, | Kupang,
Lomba Tarian Tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT) Antar Pelajar SD/MI dan SMP/MTS yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang akhirnya selesai setelah pelaksanaan selama 7 hari mulai dari tanggal 5 Agustus - 12 Agustus 2024.
Lomba yang diselenggarakan di UPTD Taman Budaya Provinsi NTT ini diikuti 138 Tim dari 159 yang mendaftar secara keseluruhan, akan tetapi 21 Tim lainnya memilih untuk mengundurkan diri.
Jumlah Tim yang mengikuti hingga akhir perlombaan terdiri dari Tingkat SD/MI sebanyak 105 Tim dan tingkat SMP/MTS sebanyak 33 Tim.
Dalam penentuan pemenang, penilaian dewan juri meliputi kriteria-kriteria antara lain pada kategori Tari Tradisional tingkat pelajar SD/MI meliputi Orisinalitas, Kreativitas, Wiraga Wirama dan Wirasa (3W), serta performance yakni penampilan secara utuh, rias dan busana.
Penilaian pada kategori Tarian Kreasi Daerah tingkat SMP/MTS meliputi Ide Gerapan (Ide dasar gerapan dari tradisi NTT), Kreativitas (gerak tari, musik dan pola lantai), 3W, yang terakhir Performance (kekompakkan, harmonis dengan tata busana, tata rias, dan keseluruhan penyajian).
Sesuai Surat Keputusan Tim Pengamat Lomba Tarian Tradisional dan Kreasi Daerah NTT, Nomor 61/Disdikbud.100.3.3/VIII/2024, Pada Senin 12 Agustus 2024 di kupang, menetapkan 6 (Enam) penampil terbaik dan kategori unggulan lomba Tari Tradisional se-Kota Kupang sebagai berikut ;
Juara umum kategori Tari Tradisional antara pelajar tingkat SD/MI diraih SDI Mapoli dengan membawakan Tarian Ledo Hawu, Juara II diraih SD Nasipanaf dengan tarian Kataga, dan Juara III SD Persitim 1 dengan Tarian Hedung.
Sedangkan Peringkat Harapan I diraih SD Adi Widyalaya Saraswati dengan Tarian Hegong Soka Toja, Harapan II SDI Liliba dengan Tarian Likurai, dan Harapan III diraih SD Naikoten 2 dengan Tarian Telsain.
Sementara itu untuk kategori unggulan lomba Tari Kreasi antara pelajar SMP/MTS, Juara umum diraih SMP St.Familia Kupang dengan Tarian Oa Mahar Gading, Juara II SMPN 1 Kupang dengan Tarian Hai Ngae, Juara III SMP Kristen generasi Unggul dengan Tarian Pan Meto.
Peringkat Harapan I diraih SMPN 14 Kupang dengan Tarian Loke Nggerang, Harapan II SMPN 7 Kupang dengan Tarian Paca Enu Molas, dan Harapan III SMPN 6 Kupang dengan Tarian Tel Ane.
Berikut hadiah yang didapatkan masing-masing pemenang lomba dari tingkat pelajar SD/MI dan SMP/MTS yakni, Juara umum mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp.7,5 Juta, Juara II Rp. 6 Juta, Juara III Rp.5 Juta.
Juara Harapan I Rp.4 Juta, Harapan II Rp.3,5 Juta, Harapan III Rp.2,5 Juta. Selain uang pembinaan, masing-masing pemenang juga diberikan Tropi dan Piagam Penghargaan.
Sertifikat penghargaan juga diberikan kepada 105 Guru pendamping di tingkat SD/MI dan 33 Guru pendamping di tingkat SMP/MTS.
Selain itu, di momen yang sama juga pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang memberikan bantuan peralatan kesenian kepada 10 Sanggar yang tersebar di Kota Kupang.
Sanggar terpilih yang mendapatkan bantuan yakni, Sanggar Seni Budaya Ie Lowe Wini mendapatkan bantuan Sarung Etnis Sabu, Sanggar Seni Budaya Pesona (UPTD SDI Bakunase I) mendapatkan bantuan Asesoris Etnis Rote, Sanggar Seni Budaya Ndolu mendapatkan Sarung Etnis Rote, sedangkan Sanggar Seni Budaya Tominuku dan Sanggar Seni Budaya Helangdohi mendapatkan bantuan Sarung Etnis Alor.
Sanggar Seni Budaya Banni Miha mendapatkan bantuan berupa Asesoris Etnis Sabu, Sanggar Seni Budaya Flobamora (UPTD SDN Danau Ina) dan Sanggar Seni Budaya Artista (UPTD SDI Bertingkat Kelapa Lima 2) mendapatkan bantuan Asesoris Etnis Timor, Sanggar Seni Budaya SD GMIT Oesapa mendapatkan Sarung Etnis Rote, dan yang terakhir Sanggar Seni Budaya Indo Group mendapatkan bantuan Asesoris Etnis Sabu.
Penyerahan hadiah dan bantuan kepada Sanggar diserahkan oleh Pejabat Walikota Kupang yang diwakili Staf Ahli Wali Kota Kupang Bidang Kemasyarakatan dan SDM, dr. I Wayan Ari Wijana S. Putra, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami.
Dalam sambutan Penjabat Walikota Kupang yang dibacakan dr. I Wayan Ari Wijana S. Putra, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang serta jajarannya yang telah melaksanakan kegiatan selama 7 hari.
“Saya menilai kegiatan ini sangat luar biasa karena melibatkan yang semula direncanakan 159 sekolah namun yang berpartisipasi saat ini sebanyak 138 sekolah, dengan hampir 1500 orang berpartisipasi dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Proklamasi Republik Indonesia ke-79. Saya berharap semoga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan rasa cinta kita terhadap budaya NTT. Ungkap dr. I Wayang.
Dirinya juga mengucapkan selamat kepada para pemenang dengan harapan kemenangan yang telah diraih harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
Sedangkan kepada peserta yang belum mendapatkan juara, dirinya meminta agar jangan berkecil hati karena ini merupakan kemenangan yang tertunda, sehingga dengan semakin semangat pada tahun berikutnya bisa memperoleh juara di kegiatan yang sama.
“Saya minta agar kegiatan seperti ini menjadi agenda rutin yang harus terus dilakukan setiap tahunnya karena melalui kegiatan seperti ini kita dapat melestarikan budaya lokal kepada anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa.” Ucapnya.
Beliau menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada panitia penyelenggara termasuk dewan juri dan semua pihak yang terlibat secara aktif dalam menyukseskan kegiatan ini atas upaya yang telah dilakukan untuk melestarikan tarian tradisional NTT.
Dirinya juga meminta kepada sekolah yang belum berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan lomba di tahun ini agar tahun depan wajib untuk berpartisipasi, karena kegiatan ini sangat penting bagi anak-anak sebagai upaya dalam mewariskan seni budaya.
Harapan berikutnya disampaikan kepada sanggar yang menerima bantuan peralatan kesenian, agar bantuan berupa kain tenun dan asesoris yang diberikan pemerintah dapat membantu upaya memajukan kebudayaan di kota Kupang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, saat diwawancarai wartawan, menyampaikan bahwa sejak tahun 2019 sudah merumuskan agar semua sekolah masuk pada zona seni masing-masing.
Misalnya di lingkungan sekolah terdapat dominan etnis mana yang terbanyak, maka tarian yang diambil sesuai dengan lingkungan sekolahnya.
Akan tetapi hanya jenis tarian yang diambil sesuai etnis di lingkungannya, namun peserta yang membawakan tarian tersebut tergabung dari semua suku yang ada di NTT.
“Saya menginformasikan kepada warga Kota Kupang bahwa semua sekolah saat ini bukan hanya belajar secara akademik saja, tetapi juga mereka menggumuli soal seni tradisional dari masing-masing suku. Oleh karena itu yang punya bakat tarian di tingkat SD dan SMP bisa masuk ke group tari yang ada di sekolahnya, sehingga mereka bisa belajar untuk tampil menjadi yang terbaik.” Jelas Dumuliahi.
Beliau juga mengatakan bahwa para peserta yang juara maupun yang belum juara, nantinya mereka bisa diminta untuk tampil dalam tarian menyambut kedatangan tamu yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Terkait dengan pemberian bantuan asesoris kepada 10 sanggar, dirinya menjelaskan bahwa sanggar yang terima bantuan ini awalnya memasukkan proposal berupa profil masing-masing.
Kemudian selanjutnya dari bidang budaya yang akan turun ke lapangan untuk mengecek keberadaan serta kriterianya sesuai dengan yang diharapkan.
“Kita harapkan dengan bantuan yang telah diberikan oleh dinas sesuai dengan kebutuhannya, maka mereka bisa dapat berlatih dengan baik dan menyumbangkan hal baik juga untuk kepentingan daerah Kota Kupang kedepannya,” ungkap Dumuliahi.
Terakhir dirinya menegaskan bahwa sanggar yang telah mendapatkan bantuan tahun ini, kedepannya sudah tidak bisa mendapatkan lagi. Bantuannya akan diberikan kepada sanggar yang belum pernah mendapatkan karena sanggar di Kota Kupang cukup banyak. (Marcho)