Hariandetik.online, | NTT,
Ibu hamil yang tidak cukup mendapat asupan gizi dapat menyebabkan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Ibu hamil KEK memiliki kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR), bila tidak tertangani dengan baik maka bayi akan berisiko mengalami stunting.
Inilah yang mendorong Tim Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) Prodi Keperawatan Waingapu, Poltekkes Kemenkes Kupang, bersama Pemerintah Desa dan kader Posyandu, perlu memberikan edukasi Gizi pada ibu hamil.
“Edukasi ini sudah kami lakukan sejak 23 Maret 2024 lalu, di Posyandu Cempaka, Desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu selama hamil, dampak kekurangan gizi, cara memilih makan yang sesuai kebutuhan dan bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu dan keluarga.” Ucap Dosen Poltekkes kemenkes Kupang, Bidan Antonetha Rosni Hunggumila, kepada media ini, Senin 30/9/24.
Bidan Antonetha juga menjelaskan bahwa status gizi ibu terutama pada masa hamil dan menyusui merupakan faktor yang sangat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Hal ini disebabkan karena pada masa 1000 hari pertama kehidupan anak yang merupakan periode sensitive atau “Window of opportunity” dimana anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, oleh karena itu diupayakan ibu hamil cukup mengkonsumsi makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak, diutamakan selama hamil mendapatkan protein hewani. Selain itu perlu juga diimbangi dengan mengkonsumsi mikronutrien yaitu vitamin dan mineral yang terdapat dalam buah dan sayuran.” Jelasnya.
Kekurangan gizi pada anak, Tambah Bidan Antonetha, dapat terjadi sejak dalam kandungan dan masa awal kehidupan.
Bayi mengalami gizi kurang sejak dalam kandungan akan lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan akan memiliki risiko stunting.
Oleh karena itu, Tingkat pengetahuan dan pemahaman gizi ibu sangat erat kaitannya dengan sikap keluarga dalam menyediakan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
Sementara itu, Veronika Toru, yang juga ikut dalam Tim Pengabmas di kegiatan tersebut menambahkan, bahwa agar memiliki anak yang cerdas dan unggul selama hamil diupayakan secara konsisten menjaga asupan makanan tetap sehat.
“Pentingnya mencegah stunting harus dilakukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak, artinya ibu hamil harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehidupan anak”.
Kegiatan yang dilaksanakan ini akan terus berjalan karena sudah adanya perjanjian kerjasama antara Prodi DIII Keperawatan Waingapu, Poltekkes Kemenkes Kupang dengan Desa Mbatakapidu, dan merupakan desa binaan Prodi DIII Keperawatan Waingapu, sejak Tahun 2023 hingga sekarang.
Di kesempatan lain, Ester Radandima, yang juga merupakan Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang dan termasuk dalam Tim Pengabmas Prodi DIII Keperawatan Waingapu, menyampaikan merasa sangat penting mengedukasi kepada ibu hamil tentang bagaimana memberdayakan ibu hamil dan keluarga agar dapat memahami dan menggunakan potensi maupun sumber daya yang ada untuk peningkatan status gizi ibu selama hamil.
Ester menjelaskan telah mengajarkan bagaimana memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami sayur-sayuran dan potensi yang dimiliki keluarga untuk meningkatkan ekonomi terkhusus dalam pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan keluarga. (Marcho)
Sumber : Antonetha Rosni Hunggumila , Veronika Toru dan Ester Radandima