Hariandetik.online, | NTT
Desa Baliloku, yang kaya akan potensi sumber daya alam, sempat dibayangi oleh masalah stunting.
Namun, berkat kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan Poltekkes Kemenkes Kupang melalui Program Pengembangan Desa (PPDS), permasalahan ini berhasil mulai diatasi, dan masyarakat bersama perangkat di desa berkomitmen untuk bisa melakukan pencegahan stunting sejak masa kehamilan ibu.
Pengabdian Masyarakat Skema PPDS dari Tim Poltekeks Kemenkes Kupang yang dilaksanakan di Desa Baliloku ini telah memberikan dampak yang signifikan.
Berbagai intervensi, mulai dari pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan kecacingan pada balita, ibu hamil dan orang tua balita sudah dilakukan.
Selain itu pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi dengan bahan lokal selama 90 hari juga sudah diberikan kepada balita stunting dan ibu hamil KEK, dimana kegiatan itu didahului dengan edukasi gizi bagi orang tua balita/ibu hamil dan pelatihan pembuatan menu PMT lokal kaya protein kepada kader di 4 Posyandu di Desa Baliloku, serta perlombaan pembuatan menu PMT lokal dengan berbagai kelompok umur.
Pelatihan pijat bayi juga dilakukan dengan sasaran kader dan ibu balita.
Kegiatan ini bertujuan agak balita semakin sehat karena pijat bayi bisa menstimulasi tumbuh kembang anak semakin baik.
Untuk melengkapi intervensi secara komprehensif maka dilakukan juga penyuluhan terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pembuatan jamban sehat.
"Kami sangat berterima kasih atas kontribusi tim PPDS. Kegiatan ini telah memberikan banyak pembelajaran dan informasi bagi masyarakat Wanukaka," ungkap Camat Wanukaka, Bapak Adi Birut, SH.
Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang, Irfan SKM.,M.Kes, mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan program ini terletak pada kolaborasi yang kuat dan pendekatan yang komprehensif.
"Kami tidak hanya fokus pada pemberian makanan tambahan, tetapi juga pada perbaikan sanitasi, edukasi gizi, dan stimulasi tumbuh kembang anak. Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang menyeluruh, kita dapat memutus rantai stunting. Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah mendukung kegiatan pengabdian masyarakat ini, Bapak Camat, Bapak Kades, Bapak Kapolsek, Bapak Ibu Kader dan pihak Puskesmas Wanukaka" ujarnya.
Salah satu inovasi yang menarik adalah Direktur menjanjikan adanya pemberian beasiswa bagi dua anak Desa Baliloku untuk kuliah di Jurusan Kebidan dan Gizi di Poltekkes Kemenkes Kupang, dengan syarat bahwa pihak Desa Baliloku harus siap menerima mereka kembali untuk bisa diberdayakan di Desa Baliloku.
"Kami berharap mereka dapat kembali ke desa dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat," tambah Direktur Irfan.
Kesuksesan program ini tidak lepas dari peran aktif kader desa, orangtua dan masyarakat.
Mama Wiliam, salah satu kader, mengungkapkan bahwa ia merasa sangat terbantu dengan pelatihan yang diberikan oleh tim PPDS.
"Kami belajar banyak tentang gizi, cara membuat makanan yang bergizi, dan pentingnya stimulasi bagi tumbuh kembang anak serta sanitasi yang baik," ujarnya.
Hasil dari program ini pun sangat membanggakan. Banyak anak-anak mengalami peningkatan berat badan dan tumbuh kembang yang lebih optimal.
Mama Deksan, salah satu orang tua, merasakan perubahan yang signifikan pada anaknya. "Anak saya sekarang lebih aktif dan nafsu makannya meningkat," ungkapnya.
Keberhasilan PPDS di Desa Baliloku menjadi bukti bahwa dengan kolaborasi yang kuat dan pendekatan yang tepat, masalah stunting dapat diatasi.
Program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi kesehatan anak-anak, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka. (Marcho)
Penulis ; Ririn Widyastuti, S. ST., M. Keb,Dr. Wanti, SKM., M. Sc,Mariana Ng. Awang, S. Si. T., M. Kes.