Hariandetik.online, | NTT,
Poltekkes Kemenkes Kupang bekerja sama dengan BKKBN Propinsi Nusa Tenggara Timur melakukan kegiatan Mahasiswa Peduli Stunting (Mahasiswa Penting) di Kelurahan Sobawawi, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT, pada Selasa, 22/10/24.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Kelurahan Sobawawi, Ketua Prodi Keperawatan Waikabubak, Kepala Puskesmas Wee Karou yang diwakili oleh Pengelola Gizi Puskesmas Wee Karou dan Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Sobawawi, dosen Prodi Keperawatan Waikabubak serta mahasiswa Peduli Stunting.
Dalam Sambutannya, Uly Agustine, S. Kp, M. Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan Waikabubak, menyampaikan bahwa kegiatan Mahasiswa Penting ini merupakan hasil kerja sama antara Poltekkes Kemenkes Kupang dan BKKBN Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kerjasama ini telah berlangsung sejak tahun 2023 lalu. Saat itu kegiatan dilakukan di Desa Bali Loku Kabupaten Sumba Barat.
Selanjutnya pada Tahun ini, kegiatan mahasiswa Penting dilakukan di Kelurahan Sobawawi Kabupaten Sumba Barat.
Menurut Uly, Stunting merupakan masalah kesehatan utama yang dihadapi saat ini. “Dalam kegiatan ini, mahasiswa Prodi Keperawatan Waikabubak sebanyak 30 orang akan turun untuk mendampingi balita stunting di Kelurahan Sobawawi. Adapun program yang dilakukan oleh mahasiswa peduli stunting yaitu, pemberian makanan tambahan, demo dapur sehat pada saat posyandu dan edukasi pada orang tua tentang penanganan stunting”. Jelasnya.
Kegiatan ini diharapakan dapat menekan angka kejadian stunting dan membuka wawasan tentang stunting bagi orang tua maupun siswa-siswi di kelurahan sobawawi.
Saat memberikan pembekalan kepada mahasiswa peduli stunting, beliau juga menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting, salah satunya adalah pola asuh keluarga yang salah.
“Setiap mahasiswa diharapkan melakukan edukasi dengan baik, sehingga setiap orang tua benar-benar memahami pola asuh anak yang baik sehingga dapat mencegah terjadinya stunting”. Ungkap Uly.
Selain pada orang tua, tambah Uly, mahasiswa juga wajib melakukan edukasi pada anak dan remaja di tingkat SD dan SMP, sehingga sejak diri dapat membuka wawasan tentang pentingnya pencegahan stunting.
Sementara itu, dikesempatan lain, Yohanis Beko, S. IKom, selaku Lurah Sobawawi, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 35 balita stunting di Kelurahan Sobawawi.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan, mahasiswa dapat bekerja sama dengan Ibu PKK dan kader Posyandu Kelurahan Sobawawi.
“Stunting di Kelurahan Sobawawi, tidak lepas dari kurangnya pemahaman orang tua tentang pola asuh anak yang benar untuk mencegah stunting. Untuk itu, maka sangat diharapkan agar mahasiswa dapat memberikan edukasi sehingga setiap orang tua dapat memiliki pemahaman yang baik untuk dapat mencegah terjadinya stunting”. Ucap Yohanis.
Selanjutnya, dirinya menambahkkan bahwa akan mengerahkan perangkat Kelurahan untuk bersama-sama mahasiswa turun ke lokasi sasaran balita stunting sampai kegiatan ini selesai dilakukan. (MN)