Hariandetik.online, | NTT,
Deteksi dini perkembangan anak khususnya pada masa Golden (usia 0-6 tahun) saat pertumbuhan otak anak berlangsung pesat sangat penting dilakukan, dikarenakan keterlambatan yang tidak ditangani sejak awal maka dapat memberikan dampak yang serius.
Oleh karena itu, Poltekkes Kemenkes Kupang perlu memberdayakan kader kesehatan agar memahami dan mampu melakukan skrining perkembangan anak usia 0-6 tahun dengan metode yang sederhana namun terstandardisasi.
Salah satu cara memberdayakan kader kesehatan untuk mendeteksi anak sejak dini yaitu dengan cara melakukan skrining perkembangan anak usia 0-6 tahun dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Hal ini disampaikan Matje Meriaty Huru, SST., M. Kes, selaku dosen poltekkes kemenkes kupang, kepada media pada 21/11/24.
Dirinya menjelaskan, pemberdayaan kader dalam melakukan skrining perkembangan anak usia 0-6 tahun dengan menggunakan KPSP pernah dilakukan sebelumnya di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, sejak bulan Mei sampai bulan Juli yang lalu.
Dalam hal ini, Kader kesehatan diberikan panduan praktis dalam menggunakan KPSP, sebuah alat yang dirancang sederhana namun sangat efektif untuk mendukung upaya deteksi dini serta membantu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara sistematis dan akurat.
“Peran strategis kader kesehatan yaitu sebagai garda terdepan dalam mendukung tumbuh kembang anak di masyarakat. Kader kesehatan adalah pilar utama yang membantu anak-anak kita tumbuh sehat dan cerah di masa depan," Ungkap Matje.
Beliau berharap agar masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mendukung kesehatan dan perkembangan anak dengan rutin membawa anak-anak mereka ke kader kesehatan untuk menjalani skrining perkembangan.
“Penting bagi orang tua untuk tidak ragu berkonsultasi dengan kader kesehatan atau tenaga medis apabila menemukan tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada anak mereka”. Ucapnya.
Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan anak juga sangat diperlukan sebagai dukungan terhadap upaya bersama menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
“Dengan kerja sama yang solid dari semua pihak, kita dapat membangun generasi yang sehat, cerdas, dan mampu bersaing di masa depan”. Tutup Matje.
Sementara itu, Dr. Agustina A. Seran, S.Si.T., MPH, yang juga termasuk dalam tim dosen Poltekkes Kemenkes Kupang, sedikit membeberkan terkait konsep dasar perkembangan anak usia dini dan penggunaan KKPS.
Dirinya menjelaskan bahwa perkembangan anak usia dini terdiri dari empat aspek utama yaitu motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. "Usia 0-6 tahun adalah periode emas, di mana stimulasi yang tepat sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anak di masa depan," Ucap Agustina.
Pentingnya KPSP yaitu sebagai alat deteksi dini yang mudah digunakan.
Alat ini membantu kader kesehatan memahami apakah ada tanda-tanda keterlambatan pada anak sehingga dapat segera dilakukan tindakan.
Dalam memberdayakan para kader kesehatan, tambah Agustina, mereka dilatih membaca setiap indikator, melakukan observasi langsung, dan mencocokkan hasilnya dengan panduan.
“Dengan pendekatan yang interaktif dan praktis, Para kader mendapatkan wawasan mendalam tentang pentingnya skrining perkembangan secara berkala.” Jelasnya.
Dikesempatan yang sama, dosen Poltekkes kemenkes Kupang lainnya, Mariana Ngundju Awang, S.Si.T., M. Kes, sekaligus menjabat sebagai Wadir III bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Poltekkes Kemenkes Kupang, sedikit menambahkan terkait praktik pengisian KPSP dan Diskusi Interaktif.
Menurutnya, dalam praktik pengisian KPSP, langkah-langkah detail dimulai dari membaca indikator hingga mencocokkan hasil observasi dengan kategori yang tersedia.
Kader kesehatan dilibatkan secara aktif melalui simulasi pengisian KPSP berdasarkan kasus riil. "Pemahaman yang mendalam terhadap setiap poin dalam KPSP adalah kunci untuk memastikan hasil skrining yang bermanfaat," Ujarnya.
Beliau juga memberikan tips praktis untuk mengatasi kendala tersebut, yaitu menekankan pentingnya pendekatan yang sabar dan berfokus pada solusi.
Selain itu, dirinya berharap agar program ini dapat menjadi sistem pemantauan yang terintegrasi dengan program kesehatan ibu dan anak di puskesmas dapat terbentuk, mendukung upaya kesehatan yang berkelanjutan.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya perkembangan anak juga diharapkan meningkat, mendorong mereka untuk proaktif mencari bantuan atau intervensi bila diperlukan.
Dosen poltekkes kemenkes kupang lainnya, Kamilus Mamoh, SKM, MPH, juga turut memberikn sedikit pandangan terkait panduan pemantauan perkembangan anak dan komunikasi dengan orang tua.
"Pemantauan rutin adalah langkah awal untuk memastikan intervensi yang efektif." ungkapnya.
Selain itu, Kamilus menekankan pentingnya komunikasi empatik dengan orang tua.
Dalam menyampaikan hasil skrining, kader dihimbau menggunakan bahasa yang sederhana dan solutif. "Hindari menyampaikan temuan dengan kesan negatif. Fokuskan diskusi pada langkah-langkah yang bisa diambil untuk mendukung anak," terangnya. (MN)
Sumber : Matje Meriaty Huru, SST., M. Kes, Kamilus Mamoh, SKM., MPH, Dr. Agustina A. Seran, S.Si.T., MPH, Mariana Ngundju Awang, S.Si.T., M. Kes.