Hariandetik.online, | NTT,
Dalam upaya mengoptimalkan penanganan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Desa Oelnasi, Tim Pengabmas Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kupang bersama Bidan desa Fokus pada 3 (tiga) pilar utama yaitu edukasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan pemberdayaan komunitas.
Langkah ini perlu dilakukan karena dampak dari KEK sangat serius. Ibu hamil yang mengalami KEK berisiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak di masa depan. Hal ini disampaikan, Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang, Dr. Agustina A. Seran, S.Si.T, MPH, kepada media pada Rabu 20/11/24.
Selain itu, tambah Dr. Agustina, ibu juga akan rentan mengalami komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas seperti anemia dan perdarahan.
Kondisi KEK tidak hanya membahayakan kesehatan ibu, tetapi juga berisiko tinggi pada tumbuh kembang janin
“Kesehatan ibu hamil menjadi salah satu perhatian utama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih menghadapi tantangan gizi buruk. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan salah satu isu yang perlu penanganan serius, khususnya di Kabupaten Kupang”. Ungkap Dr. Agustina.
Dirinya juga menekankan bahwa KEK pada ibu hamil terjadi ketika asupan energi dan gizi tidak mencukupi kebutuhan tubuh, ditandai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di bawah normal.
Faktor penyebabnya meliputi rendahnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya pengetahuan tentang pola makan sehat, hingga kondisi ekonomi yang mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan asupan yang cukup.
Sementara itu, Nurlaelah Al-Tadom, SST., M. Kes, yang juga termasuk dalam tim dosen Poltekkes kemenkes Kupang, menguraikan tiga pilar utama yang menjadi fokus sebagai langkah strategis dalam penguatan penanganan KEK di Desa Oelnasi yaitu yang pertama Edukasi gizi dan pola hidup sehat.
Dijelaskannya, bahwa edukasi ini merupakan kunci untuk mengubah perilaku dan meningkatkan kesadaran ibu hamil serta keluarganya mengenai pentingnya asupan gizi.
Program edukasi dilakukan melalui penyuluhan kelompok yang melibatkan ibu hamil, suami, dan anggota keluarga lainnya.
“Dalam sesi ini, peserta diajarkan tentang pentingnya konsumsi makanan yang kaya protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Selain itu, peserta juga diberi informasi tentang cara memanfaatkan sumber daya lokal, seperti sayuran dan ikan, untuk mencukupi kebutuhan gizi tanpa harus mengeluarkan biaya besar”. Ucap Nurlaelah.
Pilar yang kedua yaitu pemeriksaan kehamilan rutin. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara rutin menjadi elemen penting dalam memantau kesehatan ibu dan janin. Dan juga Bidan desa di Oelnasi bekerja sama dengan Tim Pengabmas Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kupang selalu melakukan pemeriksaan secara berkala.
Kegiatan ini meliputi pengukuran berat badan, tekanan darah, serta pemantauan pertumbuhan janin.
Dengan pemeriksaan rutin, kondisi KEK dapat terdeteksi lebih awal, sehingga intervensi gizi seperti pemberian tambahan makanan bergizi atau suplemen dapat segera diberikan.
Sedangkan pilar yang ketiga ialah latihan antenatal yoga dan relaksasi. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mental ibu hamil, membantu mereka mengatasi keluhan fisik seperti nyeri punggung dan kram otot, serta mempersiapkan mereka menghadapi persalinan dengan lebih tenang dan percaya diri. “Antenatal yoga tidak hanya bermanfaat untuk relaksasi, tetapi juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki metabolisme tubuh, yang penting dalam penanganan KEK”. Jelas Nurlaelah.
Dikesempatan lain, Selsius Lapaikoli, yang juga termasuk dalam tim dosen, menambahkan bahwa program optimalisasi penanganan KEK di Desa Oelnasi telah memberikan dampak positif.
“Banyak ibu hamil melaporkan peningkatan energi, penurunan keluhan fisik, serta rasa percaya diri yang lebih tinggi dalam menjalani kehamilan. Keterlibatan keluarga dalam mendukung pola makan sehat juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini”. Ujar Selsius.
Selain itu, tambah selsius, program ini telah membangun kesadaran komunitas tentang pentingnya peran bersama dalam menjaga kesehatan ibu hamil.
Dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya terbukti meningkatkan motivasi ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat.
Optimalisasi penanganan KEK di Desa Oelnasi menjadi bukti bahwa pendekatan terpadu dapat memberikan hasil nyata dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil.
“Edukasi, pemeriksaan rutin, dan inovasi seperti antenatal yoga adalah langkah konkret yang dapat diadopsi di wilayah lain untuk mengatasi permasalahan serupa. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, upaya ini diharapkan dapat terus berkelanjutan, menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan”.Tutupnya. (MN)
Sumber : Dr. Agustina A. Seran, S.Si.T, MPH, Nurlaelah Al-Tadom, SST., M. Kes, dan Selsius Lapaikoli