Hariandetik.online, | NTT,
Pemantauan tumbuh kembang balita di desa Oenasi, 99 persen rutin dilaksanakan di posyandu. dilakukan lebih kepada penimbangan Berat Badan (BB) sedangkan untuk perkembangannnya belum secara khusus dilaksanakan, hal ini dapat diketahui dari buku KIA.
Dalam pantauan yang dilakukan tim Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang, pada bagian cek list perkembangan dalam buku KIA seringkali masih kosong.
Para kader hanya mengingatkan ibu balita pada pergerakan grafik pertumbuhan berat badan balitanya tanpa melihat perkembangan balita.
Oleh karena itu, menurut dosen Poltekkkes kemenkes Kupang, Ni Luh Made Diah Putri Anggaraeningsih, kepada media pada 21/11/24, menyampaikan perlu adanya pelatihan kader dalam stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang balita di desa Oelnasi secara bertahap.
Menurutnya, dengan adanya pelatihan kader tersebut secara bertahap diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu di desa Oelnasi dalam pemantauan tumbuh kembang balita dengan menggunakan buku KIA.
Kegiatan serupa memang sudah pernah dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli yang lalu, di kantor desa dan posyandu Oelnasi yang diikuti 20 Kader dan 15 ibu balita. Namun dirinya berharap agar kegiatan tersebut dapat dilakukan terus secara bertahap mengingat peran kader posyandu sangat penting dalam memantau tumbuh kembang anak usia dini.
“Peran kader Posyandu sangat penting dalam memantau tumbuh kembang anak usia dini. Pengetahuan tentang perkembangan anak usia dini menjadi bekal dalam melaksanakan kegiatan Posyandu.” Ungkap Bidan Diah.
Bidan Diah menambahkan, Kader Posyandu dapat mengamati perkembangan anak setiap bulan sehingga dapat memberikan stimulasi yang tepat bagi anak yang datang ke Posyandu.
Stimulasi yang diberikan kader Posyandu dalam bentuk kegiatan bermain ketika anak menunggu giliran untuk ditimbang maupun setelah ditimbang.
“Setelah mempunyai bekal pengetahuan mengenai perkembangan anak usia dini serta stimulasi yang tepat maka kader Posyandu dapat mengetahui adanya penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang.” Jelas Bidan Diah.
Intervensi pelatihan dan pendampingan kader dalam pemantauan tumbuh kembang dengan Buku KIA memberikan edukasi dan informasi yang sangat berpengaruh pada pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam memotivasi dan mendampingi ibu balita dalam memantau perkembangan anaknya.
“Pendampingan yang efektif dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan ibu dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.” Tutupnya.
Sementara itu, Bidan Martina F Diaz, turut memberikan tanggapan. Menurutnya, keberadaan kader merupakan bagian penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada balita.
Peran Kader sangat diperlukan untuk menumbuhkan motivasi ibu balita dalam pemantauan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan buku KIA.
“Pada umumnya kader kesehatan sudah dilatih dalam menjalankan tugasnya seperti cara menimbang berat badan yang benar, mengisi KMS, mengisi buku KIA, sedangkan untuk memantau perkembangan belum dilakukan karena lebih banyak disibukkan untuk melakukan pencatatan yang harus dilaporkan ke puskesmas.” Terang Martina.
Martina menjelaskan, jika kader sudah paham bagaimana mudahnya cara memantau, perkembangan anak dengan menggunakan buku KIA, mereka bisa mengajarkan pada orang tua cara memantau perkembangan, sehingga lebih meringankan tugas kader.
Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan bagi kader tentang pemantauan tumbuh kembang anak dengan menggunakan buku KIA.
Dengan demikian kader berperan serta dalam upaya pemberdayaan masyarakat, terutama pemberdayaan orang tua/ibu agar bisa secara mandiri memantau perkembangan anaknya.
“Kader juga bisa menginformasikan pada orang tua jika ada cek list perkembangan yang tidak bisa dilakukan oleh anak maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke puskesmas.” Ujarnya
Dengan kata lain, tambah Martina, kader berperan sebagai penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan, penyuluhan kesehatan, pencatatan dan pelaporan. (MN)
Sumber : Ni Luh Made Diah Putri Anggaraeningsih, dan Martina F.Diaz.