Hariandetik.online, | NTT,
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah 21,6 persen mengalamai penurunan dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 24,4 persen.
Provinsi NTT menjadi salah satu provinsi yang diprioritaskan untuk percepatan penurunan stunting karena prevalensinya yang masih cukup tinggi.
Selain stunting, penyakit Tuberkulosis (TB) juga masih menjadi masalah di Indonesia. Terjadi peningkatan kasus TB tahun 2023 dibandingan dengan tahun 2021 dan 2022.
Target penemuan kasus tahun 2023 adalah 90 persen namun di NTT baru 46 persen yang dapat ditemukan.
Ini mengindikasikan masih banyak kasus TB di masyarakat yang belum ditemukan, dan sangat berpotensi dalam menularkan pada orang di sekitarnya yang melakukan kontak erat dengan penderita.
Berdasarkan hal tersebut maka Poltekkes Kemenkes Kupang melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Gereja Talitakumi Desa Raknamo Kabupaten Kupang pada 15/12/24.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dalam pencegahan stunting dan TB.
Turut hadir pada saat itu Kepala Desa Raknamo, Augusto Fernandez, STP dan Pendeta Jemaat Talitakumi Sarah Y. Lelleury serta jemaat Gereja Talitakumi yang terdiri dari orang tua, remaja, sekolah minggu dan balita atau secara keseluruhan sekitar 80 orang.
Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang yang diwakili oleh Wakil Direktur II, Karolus Ngambut, SKM, MKes menyampaikan beberapa catatan penting untuk kegiatan ini.
“Poltekkes Kemenkes Kupang hadir di tengah jemaat Gereja Talitakumi Raknamo untuk berbagi pengetahuaan dan keterampian yang sangat penting dalam bidang kesehatan, seperti tentang kesehatan ibu dan anak, perilaku hidup bersih dan sehat untuk pencegahan penyakit TB, dan pencegahan Anemia pada ibu hamil serta pentingnya kesehatan gigi dalam pencegahan Stunting”. Ungkap Karolus
Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Raknamo, Augusto Lopez, STP menyampaikan terimakasih dan harapannya untuk tim dari Poltekkes Kemenkes Kupang.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada tim Poltekkes Kemenkes Kupang yang sudah datang membantu masyarakat khususnya jemaat di Gereja Talitakumi, untuk sosialisasi tentang pengetahuan dan praktek baik bidang kesehatan. Masalah kesehatan di Desa Raknamo cukup tinggi. Kasus stunting tercatat 37 orang, dan ada penambahan 4 orang lagi dari data yang ada di Desa Raknamo. Semoga kegiatan ini bermanfaat, dan Saya mengajak seluruh jemaat yang hadir untuk mengikuti kegiatan ini dengan baik”. Ucap Augusto.
Senada dengan Kepala Desa, Pendeta Sarah Y. Lelleury juga sangat mendukung kegiatan ini dan setuju bahwa gereja bisa mewujudkan jemaat, tidak hanya sehat rohani tetapi juga sehat jasmani. “Tubuh adalah bait Allah, untuk itu dari kecil balita harus diberikan makanan yang sehat dan bergizi agar tidak Stunting. Gereja juga harus berperan mewujudkan jemaat yang sehat baik rohani dan jasmani”. Jelas Pendeta.
Materi pertama edukasi kesehatan yang diberikan adalah tentang Pengasuhan 1000 HPK sebagai Upaya Pencegahan Stunting yang disampaikan oleh Maria Ngundju Awang, SST. MKes, dosen sekaligus Wakil Direktur III Poltekkes Kemenkes Kupang.
“Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama. Dalam intervensi gizi spesifik maka sasarannya adalah 1000 Hari pertama kehidupann (HPK) yaitu sejak janin terbentuk di dalam kandungan sampai dua tahun pertama kehidupan”. Jelas Maria.
Lebih lanjut disampaikan Maria bahwa yang harus dilakukan oleh orang tua pada 1000 HPK adalah Selama kehamilan ibu harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbpad dan Ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal 6 kali selama kehamilan, termasuk dua kali wajib pemeriksaan oleh dokter di trimester pertama dan trimester terakhir kehamilan.
Ditambahkannya, memberikan stimulasi pada janin dalam kandungan, dan Ibu memberikan inisiasi menyusui dini, ASI ekslusif selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI sampai dengan usia 2 tahun.
Selain materi tersebut beberapa materi informasi penting terkait Stunting dan Tuberkulosis yang disampaikan oleh Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang diantaranya “Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) dalam pencegahan Stunting oleh Dr. RH Kristina, SKM, M.Kes.
Selain itu materi “Pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah dan Obat TB Secara Lengkap” oleh Bpk Apoteker Samuel David I. Makoil, S.Farm, M.Farm serta materi “Perawatan gigi untuk Pencegahan Stunting”. Selama kegiatan berlangsung para jemaat menyimak dengan antusias dan beberapa kali terjadi diskusi tanya jawab antara jemaat dengan narasumber yang berkaitan dengan Stunting dan Tuberkulosis.
Jemaat merasa materi yang disampaikan sangat membantu mereka mendapatkan informasi-informasi baru dalam upaya pencegahan dan Penanganan Stunting dan Tuberkulosis.
Dalam kesempatan ini juga Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa juga memberikan pelatihan kepada anak-anak Balita dari jemaat Talitakumi terkait cara membersihkan gigi dengan baik dan benar sebagai upaya dalam menjaga kesehatan gigi mereka sebagai upaya menjaga kesehatan gigi. Selain itu dilakukan juga praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan pembagian sarana sanitasi untuk gereja dan PAUD.
Kegiatan ditutup dengan pemberian makanan tambahan (PMT) dan juga perlengkapan menyikat gigi kepada seluruh anak-anak Jemaat Talitakumi serta juga Pemberian Paket Makanan kepada semua jemaat yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Poltekkes Kemenkes Kupang berharap kegiatan ini dapat membantu masyarakat Desa Raknamo khususunya Jemaat Talitakumi dalam mendapatkan informasi mengenai Stunting dan Tuberkulosis agar lebih perhatian dalam menjaga kesehatannya. (MN)