Hariandetik.online, | Kupang,
Memberikan pendampingan kepada keluarga oleh tenaga kesehatan dalam pemanfaatan kebun keluarga merupakan tujuan dari meningkatkan pemahaman dan keterampilan keluarga dalam mengelola kebun gizi guna mengurangi risiko stunting pada anak-anak.
Praktisi kesehatan ibu dan anak, Dr. Agustina A. Seran, S.Si.T., MPH, dalam rilisnya menyampaikan kepada media, pada Jumat 10/1/25, bahwa memahami stunting bukan hanya masalah kekurangan gizi, tetapi juga faktor lingkungan dan perilaku keluarga.
“Salah satu upaya yang efektif untuk mengatasi stunting adalah dengan pemanfaatan kebun keluarga yang dapat menyediakan pangan bergizi”. Ungkap Dr. Agustina.
Kebun keluarga, tambahnya, memungkinkan keluarga untuk menanam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dengan optimal.
Sebelumnya, Poltekkes kemenkes Kupang sudah pernah melaksanakan pendampingan keluarga dalam memanfaatkan kebun keluarga di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang, Kabupaten Kupang, pada, tanggal 1/10/24 lalu.
Dalam pendampingan tersebut, tenaga kesehatan berperan dalam memberikan edukasi tentang cara menanam, merawat, dan mengolah tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan anak.
Selain itu, penting untuk mengedukasi keluarga mengenai pola makan sehat dan keseimbangan gizi yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan kebun gizi yang dikelola dengan baik, diharapkan keluarga dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka secara mandiri, sehingga mengurangi prevalensi stunting di Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang”. Ucapnya.
Sementara itu, Dr. Bringiwaty Batbual, S. Kep. Ns., M. Sc, selaku Praktisi Kebidanan Komunitas, menyoroti pentingnya peran keluarga dalam mencegah stunting, terutama pada anak-anak usia dini.
Menurutnya, pendampingan tenaga kesehatan dalam pemanfaatan kebun keluarga sangat penting untuk meningkatkan status gizi keluarga.
Kebun keluarga dapat menyediakan berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak untuk tumbuh kembang yang optimal.
“Sebagai tenaga kesehatan, kami akan mendampingi keluarga dalam menanam dan merawat kebun gizi yang sehat dan bergizi. Kami juga akan memberikan informasi tentang manfaat gizi yang terkandung dalam hasil kebun tersebut serta cara pengolahannya menjadi makanan yang bergizi dan berguna untuk mencegah stunting”. Jelasnya.
Tambahnya, pendampingan ini diharapkan dapat memberdayakan keluarga untuk mengakses sumber pangan bergizi secara mandiri dan mendukung kesejahteraan anak-anak, serta mengurangi prevalensi stunting di Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang.
Dikesempatan lain, Lidia Br. Tarigan, SKM., M. Si., Sebagai koordinator kegiatan, Turut menambahkan.
Menurutnya, peran tenaga kesehatan dalam pendampingan keluarga sangat krusial dalam mengatasi stunting di Desa Penfui Timur.
Melalui pemanfaatan kebun keluarga, kita dapat memberikan solusi praktis yang dapat meningkatkan kualitas gizi anak-anak.
Tanaman seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan sumber protein nabati yang ditanam di kebun keluarga dapat menjadi sumber pangan yang kaya akan mikronutrien, yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal.
Dirinya juga menjelaskan bahwa tenaga kesehatan akan memberikan pelatihan kepada keluarga tentang cara menanam, merawat, dan mengolah hasil kebun menjadi makanan bergizi.
Pendampingan tersebut bertujuan untuk mengedukasi keluarga mengenai pentingnya pola makan seimbang serta menjaga kebersihan dan keamanan pangan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan keluarga dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka, sehingga dapat menurunkan angka stunting di wilayah ini.
Hal senada juga disampaikan Sherlyansie V. Boimau, SST., M. Pd selaku Koordinir Lapangan. “Saya ingin menggarisbawahi pentingnya peran pendampingan langsung kepada keluarga dalam pemanfaatan kebun keluarga untuk mengatasi stunting di Desa Penfui Timur”. Ujarnya.
Stunting adalah masalah kesehatan yang sering terjadi akibat kekurangan gizi jangka panjang, yang dapat dicegah dengan penyediaan pangan bergizi secara mandiri.
Jelasnya, dalam kegiatan yang lalu, pihaknya membimbing keluarga untuk mengelola kebun gizi dengan cara yang tepat, seperti menanam sayuran yang kaya akan vitamin, mineral, dan protein, yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan anak.
“Kami juga mengedukasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan serta cara pengolahan hasil kebun menjadi makanan yang bergizi”. Ungkapnya.
Pendampingan yang lalu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka.
Dengan upaya ini, diharapkan prevalensi stunting dapat menurun, dan keluarga dapat lebih mandiri dalam menyediakan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak di Desa Penfui Timur.
Harapan dari kegiatan yang pernah dijalankan agar dapat memberi dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Penfui Timur.
Dengan pemanfaatan kebun keluarga, diharapkan keluarga dapat secara mandiri menyediakan pangan bergizi, yang tidak hanya mengurangi angka stunting, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Selain itu, pesan yang diberikan agar mengajak masyarakat Desa Penfui Timur untuk aktif dalam memanfaatkan kebun keluarga sebagai sumber pangan bergizi.
Mari bersama-sama menanam, merawat, dan mengolah kebun menjadi makanan sehat untuk anak-anak kita.
Kesehatan anak adalah investasi masa depan, dan kita semua memiliki peran penting untuk mewujudkannya. (MN)